Tentang Diri Pak Dadang
Ceritakan secara singkat siapa diri Pak Dadang dan bagaimana Pak Dadang dibesarkan dalam keluarga?
Saya lahir pada tanggal 6 November 1961 dari keluarga besar, yaitu 15 orang bersaudara dari satu ayah dan satu ibu. Ayah saya adalah seorang pejuang kemerdekaan yang dilahirkan pada 21 Maret 1921. Kakak saya tertua kelahiran tahun 1941 (sebelum Indonesia Merdeka) dan saat ini masih sehat walafiat. Karena pada saat itu situasi negara sedang dalam masa perjuangan melawan tentara penjajah, maka 4 orang saudara saya meninggal dalam pengungsian dan tidak tahu dimakamkan dimana. Lalu ayah saya bergabung menjadi anggota TNI. Setelah kemerdekaan, ayah saya pindah menjadi anggota Polri. Beliau meninggal dunia pada tahun 1987 dengan menyandang 10 buah bintang gerilya veteran dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.
Sisanya 11 orang yang masih hidup, yaitu 6 orang perempuan dan 5 orang laki-laki, dibesarkan dalam keluarga yang sangat sederhana. Saya adalah anak no 9. Ibu saya adalah seorang guru agama. Di rumah kami di Bandung, kami memiliki madrasah untuk pengajian (Pesantren kecil).
Kami dibesarkan dalam keluarga yang berdisiplin tentara dan taat beragama Islam. Kedua orang tua saya selalu mengajarkan: “Akrim abaaka wa ummaka wa ustadzaka”. Yang artinya muliakanlah dan hormatilah ayah, ibu, dan gurumu. Mereka juga mengajarkan dan mencontohkan kepada anak-anaknya tentang kejujuran, kesederhanaan, dan membantu sesama.
Pendidikan saya dari SD sampai S1 saya tempuh di kota kelahiran saya di Bandung. Setelah menyelesaikan S1 saya pindah ke Jakarta karena mendapat pekerjaan di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Kemudian saya menikah di Bandung dengan teman semasa kuliah dan dikaruniai 3 orang anak.
Pada tahun 1994 saya mendapat beasiswa dari Bappenas untuk mengambil S2 di University of Colorado at Denver USA untuk menyelesaikan Master in Development Economics dan kembali ke tanah air pada tahun 1996.
Selanjutnya sambil bekerja saya menyelesaian pendidikan saya di Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2007 dan memperoleh gelar Doktor Ilmu Pemerintahan pada tahun 2011.
Alhamdulillah keluarga kami adalah keluarga sarjana. Isteri saya adalah Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Unpar, Puteri pertama berijazah S1 dan S2 dari ITB dan S2 dan S3 dari Cardiff University United Kingdom. Puteri kedua berijazah S1 dari ITB dan S2 dari Lancaster University United Kingdom. Putera Bungsu berijazah S1 Unpad dan S2 Sorbone University Singapore. Sekarang kami memiliki 3 orang Cucu.
Dengan siapa saja Pak Dadang luangkan waktu Pak Dadang dan dimana Pak Dadang aktif dalam organisasi/ perkumpulan? (misal: organisasi profesi, olah raga, hobi, pengetahuan atau lainnya)
Saya banyak meluangkan waktu untuk berorganisasi, terutama yang menyangkut organisasi kemahasiswaan. Sejak tahun 1983 sampai sekarang saya aktif membina dan melatih kepemimpinan di Resimen Mahasiswa Indonesia (Menwa). Diklatsar Kemiliteran Resimen Mahasiswa Mahawarman saya tempuh pada tahun 1983 di Dodik Secata Kodam III Siliwangi Pangalengan Jawa Barat. Pada 16 Mei 2016 saya membentuk dan mengukuhkan Menwa Batalyon Bushido di Unsada. Semasa kuliah di Fakultas Ekonomi Unpar, saya juga aktif sebagai pengurus Senat Mahasiswa Fakultas.
Pada periode 2001-2007 saya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Penyantun Universitas Padjadjaran Bandung yang diketuai oleh Prof. Dr. Ginandjar Kartasasmita.
Pada periode 2003-2008 saya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pakar Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang diketuai oleh Dr. Muslimin Nasution.
Pada 2007-2008 saya mendirikan sekaligus menjadi Presiden pertama Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) Komisariat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pada periode 2015-2019 saya menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Perguruan Tingggi Swasta (APTISI) yang diketuai oleh Dr. Budi Sujatmiko.
Selanjutnya pada periode 2016-2021 saya menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Bidang Potensi Pertahanan yang dipimpin oleh Ketua Umum Dr. Zulkifli Hasan (Ketua MPR RI).
Di Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia Daerah Khusus Ibukota (DPD IARMI DKI) yang diketuai oleh Dr. Datep Purwalaksana pada periode 2018-2023 saya menjabat sebagai Anggota Dewan Pakar.
Selanjutnya pada tahun 2017 saya terpilih menjadi Ketua Umum Ikatan Alumni Penerima Beasiswa Bappenas yang anggotanya berjumlah sekitar 30 ribu orang tersebar di seluruh Indonesia maupun di luar negeri.
Tentang Karir Pak Dadang:
Ceritakan mengenai perjalanan karir Pak Dadang secara singkat.
Perjalanan karir saya dimulai setelah lulus dari Fakultas Ekonomi Unpar Bandung, pada awal 1987 saya bekerja di Proyek Bank Dunia di Jakarta untuk menangani Pengembangan Pendidikan Tinggi.
Selanjutnya pada awal 1988 saya diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Departemen Keuangan dan Bappenas dalam waktu yang bersamaan. Namun saya memilih Bappenas untuk membina karir saya, dimana pada 12 Februari 1998 diangkat sebagai Kepala Sub Bagian Bantuan Pembangunan Dati II dan Desa.
Selanjutnya pada 18 Agustus 2000 saya dilantik menjadi Kepala Bagian Pemberdayaan Aparatur Pemerintah Daerah, dimana pada 21 Maret 2001 saya dilantik lagi menjadi Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Aparatur Pemerintah Daerah karena ada perubahan nomenklatur.
Pada 14 Juli 2002 saya dirotasi menjadi Kepala Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas. Selanjutnya pada 21 Oktober 2005 saya diminta untuk mengembangkan organisasi Dewan Perwakilan Daerah-RI dan dilantik sebagai Kepala Pusat Pengkajian, Data dan Informasi pada Sekretariat Jenderal DPD-RI.
Setelah berhasil membangun organisasi DPD-RI, pada 13 Januari 2006 saya kembali ke Bappenas dan menjabat sebagai Pejabat Fungsional Perencana Madya. Kemudian pada 28 November 2007 saya dilantik menjadi Direktur Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan dan pada 29 Mei 2008 saya dirotasi menjadi Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas.
Pada 8 Mei 2015 saya diangkat kembali ke dalam Jabatan Fungsional Perencana Madya yang selanjutnya setelah lolos seleksi terbuka pada 27 Juli 2015 saya dilantik sebagai Rektor Universitas Darma Persada di Jakarta.
Capaian (achievement) apa saja yang paling berarti dan penting, dan mengapa menurut Pak Dadang hal tersebut penting?
Menurut hemat saya, capaian paling penting adalah pada 1994 mendapat beasiswa dari Pemerintah Indonesia untuk melanjutkan studi S2 ke Amerika Serikat. Beasiswa ini sangat sulit untuk didapat karena ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi.
Selanjutnya pada tahun 2000 saya mendapat penghargaan Satyalancana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden Abdurrahman Wahid yang membuktikan bahwa saya bisa melaksanakan tugas dengan baik sebagai PNS dalam 10 tahun pertama masa pengabdian. Pada tahun 2009 saya memperoleh penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ini sangat penting karena selama 20 tahun saya telah melaksanakan tugas mengabdi kepada bangsa dan negara dengan baik dan diberi penghargaan oleh Presiden.
Pada 2010 saya memperoleh Penghargaan Terbaik Ke 2 dari 110 Peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II (Diklatpim II) yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN). Padahal untuk menjadi peserta Diklatpim II ini harus memiliki kualifikasi dan mengikuti test masuk yang sangat sulit, dimana untuk menyelesaikan pendidikan ini juga tidak mudah.
Pada 2012 saya bangga sekali ketika mendapat Piagam Penghargaan dan Medali Perjuangan Penerus Angkatan 45 dari Dewan Harian Nasional Angkatan 45 Kota Bandung sebagai wujud penghargaan para sesepuh pejuang Bandung kepada generasi muda yang masih gigih berjuang untuk kebesaran dan kejayaan bangsa.
Pada 2013 Gubernur Lemhannas menganugerahi saya Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha sebagai Peserta Terbaik Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLIX Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI). Hal ini sangat membanggakan karena salah satu tugas Lemhannas adalah menyelenggarakan pendidikan penyiapan kader dan pemantapan pimpinan tingkat nasional yang berpikir integratif dan profesional, memiliki watak, moral dan etika kebangsaan, berwawasan nusantara serta mempunyai cakrawala pandang yang universal. Sedangkan seleksi untuk menjadi calon peserta sangat ketat dan tes ujian masuknya sangat sulit, maka tidak mudah untuk dapat diterima menjadi peserta PPRA. Apabila sudah diterima, tidak mudah untuk dapat menyelesaikan dan lulus dari program PPRA, apalagi untuk menjadi peserta terbaik yang dianugerahi Bintang Seroja. Oleh karena pendidikan Lemhannas bertujuan untuk mempersiapkan kader-kader pimpinan nasional, maka alumni Lemhannas memiliki kemampuan berpikir dan bertindak komprehensif, integral dan holistik. Hal ini akan mewarnai karakter seorang alumni Lemhannas dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya di bidang apapun.
Sebagai Rektor Unsada, achievement yang paling berarti dan penting adalah intake mahasiswa baru yang melonjak drastis pada tahun pertama menjadi Rektor 1.100 (2015) menjadi 1.500 (2016), 1.517 (2017), dan 1.707 (2018). Sedangkan pada 2016 klaster penelitian Unsada melonjak dari Klaster Madya (2015) menjadi Klaster Utama (2016). Demikian pula peringkat Universitas Darma Persada melonjak drastis dari 366 (2015) menjadi 109 (2016).
Adapun capaian (achievement) yang paling berarti dan penting dalam bidang riset, penelitian atau penulisan buku adalah sebagai berikut.
Otonomi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Gramedia Pustaka Utama, 2001, ISBN 979-686-546-7
Kamus Istilah Otonomi Daerah, ISMEE, 2001, ISBN 979-96586-0-8
Panduan Lengkap Otonomi Daerah, ISMEE, 2002, ISBN 979-96586-2-4
Anggaran Negara dalam Era Otonomi Daerah (KUNARJO) ISMEE, Jakarta, Sebagai Editor, 2003, ISBN 979-96586-4-0
An Economic View of Indonesian History in the Period of Dutch Colonialism, Economic Journal, Journal of Faculty of Economics Padjadjaran University, Vol. XVIII, No. 1, 2003, ISSN 0854-1493
Pembangunan Masyarakat Kota, LPPM-STIAKIN, 2004, ISBN 979-3685-00-X
Sistem Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah, Artifa Duta Prakarsa, 2005, ISBN 978-602-18505-2-7
Keuangan Publik: Pendanaan Pusat Dan Daerah, Artifa Duta Prakarsa, 2006, ISBN 978-602-18505-0-3
Ekonomi Pembangunan: Overview Indonesia Masa Krisis 1998, Artifa Duta Prakarsa, 2007, ISBN 978-602-18505-1-0
Visi Indonesia Karakteristik Bangsa dan Tantangan bagi Ilmu Pemerintahan, Kybernologi Jurnal Ilmu Pemerintahan Baru, 2007, ISSN 1978-6662
Efektifitas Rezim Pilkada, Jurnal Administrasi dan Pembangunan, 2010, ISSN 1410-5101
Policy Implementation of Poverty Alleviation in Lebak District of Banten Province, Public Policy and Administration Research, 2012, ISSN 2224-5731
Overview dan Capaian Implementasi Good Governance di Indonesia dari Sudut Pandang Pemerintah, Jurnal Analisis Sosial Vol. 17 No. 1 September 2012, ISSN 1141-0024
Optimalisasi Otonomi Daerah: Kebijakan Strategi dan Upaya, Yayasan Empat Sembilan Indonesia, Agustus 2013, ISBN 978-602-18505-4-1
Moral Pancasila Investasi Bangsa, Rajawali Pers, ISBN 9786-024-2545-5-1
Lebih dari 840 materi presentasi mengenai perencanaan dan pembangunan daerah sejak 1999 yang diupload di http://www.slideshare.net/DadangSolihin/slideshows yang telah diakses oleh lebih dari 6,5 juta peminat dan menjadi acuan masyarakat luas.
Ceritakan satu aktivitas dimana Pak Dadang menciptakan situasi kerja yang mendorong kepatuhan pada nilai, norma, dan etika organisasi.
Kapan waktu kejadiannya? Siapa pihak tersebut?
Untuk menciptakan situasi kerja yang mendorong kepatuhan pada nilai, norma, dan etika organisasi, pertama-tama saya meminta bantuan tim dari ESQ untuk mengukur entropi (penyakit organisasi) Unsada dengan tes Assessment of Corporate Culture Health Index (OCHI): Mengukur Indeks Kesehatan Budaya Organisasi di UNSADA. Kerjasama dengan ESQ diawali pada 4 Februari 2016, ketika Tim dari ESQ Group mengadakan presentasi mengenai Accelerated Culture Transformation kepada Rektor, para Wakil Rektor, Direktur Pasca Sarjana, para Dekan Fakultas, Kepala Lembaga, Para Ka. Biro dan Para Ka. Unit. Materi yang diberikan sangat bermanfaat untuk menanamkan dan mengokohkan nilai-nilai organisasi di UNSADA sehinga seluruh Sivitas Akademika UNSADA dapat sejalan di dalam melaksanakan misi untuk pencapaian visi UNSADA.
Selanjutnya pada 26 Februari 2016, berlokasi di Granada Ballroom Menara 165 Cilandak, Jakarta Selatan, Rektor UNSADA dan Direktur ESQ Leadership Center Luki Alamsyah menandatangani Nota Kesepahaman Bersama Kerjasama ESQ Leadership Center dan UNSADA yang dihadiri oleh seluruh Warek. Pada 21 April 2016 dilaksanakan Focus Group Discussion jajaran Unsada membahas dan mempelajari hasil survey nilai-nilai budaya organisasi di Universitas Darma Persada. Selanjutnya pada 29 Juni 2016 dilaksanakan diskusi Hasil Survey Budaya Organisasi oleh ESQ Leadership Center di Ruang Rektor yang dihadiri oleh jajaran Unsada.
Apa yang menjadi latar belakang situasi tersebut?
Hasil Focus Group Discussion (FGD) yang telah dilaksanakan pada tanggal 21 April 2016, telah dirumuskan dan disepakati beberapa hal yang menghambat dan harus menjadi perhatian dalam pembangunan budaya kepatuhan pada nilai, norma, dan etika organisasi di Universitas Darma Persada adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Cenderung Berjalan Sendiri-Sendiri.
Skala 7 dari 10 (1 = tidak menghambat, 10 = sangat dirasakan menghambat)
Pengembangan cenderung berjalan sendiri-sendiri adalah kurangnya sinergi antarunit/lapisan dalam menjalankan pekerjaannya. Adapun beberapa hal/contoh perilaku yang dianggap perlu menjadi perhatian berkaitan dengan pengembangan berjalan sendiri-sendiri adalah :
Pengembangan sistem keuangan belum terkoneksi/terpadu dengan sistem SDM, infrastruktur, akademik.
Dalam mengambil suatu keputusan para pimpinan cenderung kurang melibatkan bawahan/karyawan sehingga keputusan tersebut dinilai kurang berimbang oleh bawahan/karyawan.
Pelaksanaan program kerja dilaksanakan untuk menjalankan unit, kurang bersinergi dengan unit-unit lain.
Proses koordinasi baik dalam unit maupun antar unit dinilai masih kurang sehingga tampak program dan agenda kegiatan kurang bersinergi.
Kurang adanya diskusi untuk menyamakan persepsi mengani program pengembangan yang dijalankan.
2. Fokus Jangka Pendek
Skala 4 dari 10 (1 = tidak menghambat, 10 = sangat dirasakan menghambat)
Fokus Jangka Pendek adalah perencanaan dan kegiatan yang dilakukan kurang memperhatikan kelangsungan tujuan jangka panjang. Adapun beberapa hal/contoh perilaku yang dianggap perlu menjadi perhatian berkaitan dengan fokus jangka pendek adalah :
Rancangan program yang dibuat masih belum komprehensif dan terintegrasi sehingga tindakan tampak cenderung reaktif terhadap kebutuhan/permasalahan.
Pelaksanaan tugas sehari-hari masih berorientasi pada penyelesaian tugas yang ada saat itu, belum ada perhatian pada impact/dampak ke depannya.
3. Birokrasi Yang Menghambat
Skala 4,5 dari 10 (1 = tidak menghambat, 10 = sangat dirasakan menghambat)
Birokrasi yang menghambat adalah tahapan/prosedur yang harus dilalui dalam proses kerja. Adapun beberapa hal/contoh perilaku yang dianggap perlu menjadi perhatian berkaitan dengan birokrasi yang menghambat adalah :
Koordinasi yang masih kurang terutama antar unit menghambat proses kerja yang dijalankan.
Belum adanya keterbukaan antar unit untuk saling berdiskusi tentang pelaksanaan program.
Belum adanya aturan yang jelas pengeluaran kebutuhan kegiatan mahasiswa.
4. Sifat Menyalahkan
Skala 4,7 dari 10 (1 = tidak menghambat, 10 = sangat dirasakan menghambat)
Sifat menyalakan adalah pemahaman yang kurang mengenai tujuan bersama sehingga menimbulkan salah paham dan menyalahkan pihak lain. Adapun beberapa hal/contoh perilaku yang dianggap perlu menjadi perhatian berkaitan dengan sifat menyalahkan adalah:
Masih adanya sikap saling melempar tanggungjawab antarunit/pihak lain saat terjadinya suatu masalah yang tidak diinginkan.
Antarunit belum saling memahami fungsi dan keterbatasan masing-masing.
5. Kebingungan
Skala 4,8 dari 10 (1 = tidak menghambat, 10 = sangat dirasakan menghambat)
Kebingungan adalah kurangnya pemahaman mengenai tugas, tanggungjawab, dan proses kerja yang dijalankan. Adapun beberapa hal/contoh perilaku yang dianggap perlu menjadi perhatian berkaitan dengan kebingungan adalah :
Karyawan masih kurang berani mengambil suatu keputusan/tindakan yang sebenarnya menjadi wewenangnya, karena kurangnya pemahaman terhadap tugas-tugasnya.
Kurangnya upaya pimpinan memberikan informasi mengenai suatu tugas sehingga membingungkan karyawan dalam pelaksanaannya.
Kurangnya pemahaman terhadap visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai membuat antarunit berbeda arah dalam kegiatannya.
Deskripsi tugas dan pembagian tugas yang belum jelas cenderung membingungkan karyawan, terutama karyawan baru.
Apa tugas atau posisi Pak Dadang dalam situasi tersebut?
Posisi saya dalam situasi tersebut adalah merumuskan “Area Perbaikan” Unsada agar supaya entropinya tidak terlalu tinggi. Ada tiga area perbaikan yang sangat perlu untuk ditindaklanjuti, yaitu:
1. Masalah finansial dan pertumbuhan organisasi:
Tampaknya masalah finansial organisasi harus lebih diperhatikan mengingat sumber pendapatan hanya berasal dari satu sektor saja (mahasiswa).
Diharapkan adanya pengembangan unit bisnis sebagai sumber pendapatan alternatif organisasi sehingga seluruh kegiatan yang direncanakan dapat diwujudkan/dijalankan.
2. Menciptakan kolaborasi dan sinergi, internal maupun eksternal:
Kolaborasi dan sinergi dirasa masih belum terlihat, belum adanya perencaan program pengembangan yang mengintegrasikan seluruh civitas akademik.
Untuk itu perlu adanya kegiatan yang mendorong setiap pihak untuk bersinergi dan saling mendukung dalam proses kerja dan pencapaian tujuan uiversitas ke depannya.
3. Pelayanan dan kontribusi sosial:
Kontribusi sosial tampak sudah ada dengan program penelitian dan pengembangan, serta pengabdian masyarakat melalui serangkaian kegiatan.
Namun hal ini belum dirasa maksimal dan masih perlu ditingkatkan melalui berbagai program yang memacu baik dosen maupun mahasiswa untuk lebih giat melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Bagaimana cara Pak Dadang menciptakan situasi kerja yang mendorong kepatuhan pada nilai, norma, dan etika organisasi?
Untuk menciptakan situasi kerja yang mendorong kepatuhan pada nilai, norma, dan etika organisasi tersebut, Rektor mengajak seluruh jajaran dan dosen Unsada mengikuti acara Gathering Karyawan UNSADA 25-26 Februari 2017 di Taman Bukit Palem Ressort Bogor, Jawa Barat.
Setelah gathering tersebut pada 21 Juni 2017 Rektor menerbitkan Nota Dinas Khusus No. 281/R/VI/2017 Perihal Perumusan SK Rektor tentang Kode Etik Kehidupan Kampus bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan UNSADA. Wakil Rektor II Bidang Non Akademik ditunjuk di dalam Rapat Senat Universitas 20 Juni 2017 sebagai PIC. Konten SK Rektor tersebut disesuaikan dengan masukan yang telah disampaikan oleh para Anggota Senat sebagaimana dapat dilihat dalam Notula Rapat Senat Universitas 20 Juni 2017 yang telah disusun oleh Sekretaris Senat Universitas.
Pada tanggal 28 Juli 2017 diterbitkan SK Rektor No. 15/KPTS/UNSADA/VII/2017 tentang Kode Etik Kehidupan Kampus bagi Dosen & Tenaga Kependidikan di Lingkungan Unsada.
Bagaimana hasilnya? Poin apa yang Pak Dadang dapat dari aktivitas tersebut?
Hasilnya luar biasa bagusnya. Suasana kampus menjadi sangat kondusif karena seluruh Civitas academika sudah memiliki pedoman (SK Rektor) yang mendorong kepatuhan pada nilai, norma, dan etika organisasi, yang dirumuskan dan disosialisasikan dengan sangat partisipatif yang melibatkan seluruh pihak terkait dan diolah secara sangat akademis.
Poin penting yang dapat diambil dari serangkaian aktivitas tersebut adalah: Buatlah peraturan dengan pendekatan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel. Lalu tegakkan peraturan tersebut dengan konsisten.
Sebutkan satu aktivitas dimana Pak Dadang dalam membangun komitmen tim dan sinergi. Kapan hal tersebut terjadi?
Membangun komitmen dalam tim dan sinergi sudah dimulai tiga hari setelah pelantikan Rektor. Pada 30 Juli 2015 Rektor bersama seluruh Sivitas Akademika, termasuk mahasiswa dan karyawan serta Yayasan merumuskan SWOT Unsada untuk perencanaan empat tahun ke depan yang akan dituangkan ke dalam Rencana Strategis Universitas Darma Persada 2015-2019.
Siapa tim tersebut?
Tim tersebut terdiri dari:
1. Rektor,
2. Wakil Rektor I Bidang Akademik,
3. Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik,
4. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan,
5. Staf Ahli Rektor Bidang Akademik
6. Direktur Pascasarjana
7. Dekan Fakultas Sastra
8. Dekan Fakultas Teknik
9. Dekan Fak. Tekno. Kelautan
10. Dekan Fakultas Ekonomi
11. Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kemitraan
12. Kepala Pusat Studi Inovasi dan Kewirausahaan
13. Kepala Pusat Alumni dan Karir
14. Kepala Biro Akademik
15. Kepala Biro Umum dan Pengadaan
16. Kepala Biro SDM
17. Kepala Biro Pemasaran dan Humas
18. Kepala Biro Keuangan
19. Kepala Biro Renstra
20. Kepala Unit Pelayanan Teknis Lembaga Pendidikan Keterampilan
21. Kepala Unit Pelayanan Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi
22. Kepala Unit Pelayanan Teknis Perpustakaan
23. Kepala Unit Pelayanan Teknis Akreditasi
24. Kepala Unit Penjamin Mutu
25. Kepala Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Mata Kuliah Umum
26. Kepala Koperasi Karyawan
27. Kepala Otorita
28. Sekretaris Senat Universitas
29. Sekretaris Rektor
Di samping itu ada narasumber internal yang terdiri dari para pengurus Yayasan, Himpunan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, serta Unit Kegiatan Mahasiswa.
Apa peran Pak Dadang saat itu?
Peran saya saat itu adalah Rektor yang baru 3 hari dilantik. Dalam perumusan SWOT saya berperan sebagai designer metodenya, sebagai fasilitator perumusannya, sebagai teacher apabila ada peserta yang kurang faham, serta sebagai steward apabila ada yang memerlukan bantuan.
Bagaimana cara Pak Dadang membangun komitmen tim, sinergi?
Untuk membangun komitmen tim dan sinergi saya menyosialisasikan terlebih dahulu Visi-Misi Unsada sebagai arah tujuan organisasi, lalu merumuskan strategi untuk mencapainya melalui perumusan SWOT.
Visi: “Menjadi Universitas terkemuka di Indonesia dengan keunggulan dalam aspek Budaya yang diperkaya dengan Monozukuri serta memberi kontribusi berarti bagi pembangunan Bangsa dan Negara.”
Misi:
Menyelenggarakan Pendidikan, Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam kerangka Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang unggul dalam bidang Budaya dan Monozukuri.
Menghasilkan lulusan yang memiliki: budaya kreatif dalam membuat barang (monozukuri tetsugaku), semangat industri (sangyo spirit), dan jiwa wirausaha/entrepreneurship (kigyoka) sehingga memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menghasilkan barang/jasa yang berdaya saing tinggi di pasar global, baik sebagai individu atau sebagai bagian dari satu sistem.
Menghasilkan lulusan yang trilingual, yang dalam tahap permulaan dimulai dengan bahasa Indonesia, Inggris dan bahasa Jepang.
Menghasilkan lulusan yang dapat dengan cepat memperoleh pekerjaan atau berusaha.
Dari analisa SWOT dihasilkan nilai masing-masing variabel sebagai berikut:
Strength/Kekuatan (354):
- Hubungan yang sangat kuat dengan jepang, didirikan oleh para alumni lulusan dari jepang.
- Kerjasama seluruh civitas akademika Unsada sangat kompak
- Memiliki visi yang jelas dan unik.
- Lulusan unsada sudah banyak terserap di dunia industri dan instansi pemerintah
- Lokasi kampus yang strategis dengan memiliki gedung sendiri.
- Memilki tenaga pengajar yang profesional dan pengalaman.
Weaknesses/Kelemahan (360):
- Kurangnya dosen yang profesional, rendahnya kehadiran para dosen.
- Kurangnya sarana dan prasarana, LAB, sistem ICT.
- Kurang harmonisnya hubungan mahasiswa dengan jajaran, dan sesama jajaran.
- Lemahnya follow up dan komunikasi dengan pihak jepang dan pihak lainnya.
- Kurangnya promosi untuk meningkatkan jumlah mahasiswa/i
Opportunities/Peluang (345):
- Kerjasama dengan jepang, grant, pertukaran mhs/i, dosen, peneliti, beasiswa.
- Banyaknya tawaran dan kesempatan dari luar untuk mengikuti berbagai lomba, seminar, pelatihan.
- Kebutuhan pasar terhadap lulusan unsada masih besar.
- Tingginya potensi lulusan sma/smk
- Besarnya dana penelitian dan pengabdian dari dikti, keuangan (LPDP), dan instansi lainnya.
Threats/Ancaman (365):
- Banyaknya univ lain disekitar unsada, lulusan lebih kompeten, daya tariknya bagi dosen unsada lebih besar.
- Banyaknya Regulasi baru dari DIKTI yang berubah-ubah.
- Bebasnya status di media sosial yang bernada negatif tentang unsada.
- PTN terlalu ambisius
- Dengan adanya MEA, ada kebebasan untuk membuat univ dari luar.
Dari hasil perhitungan tersebut, strategi terpilih adalah Strategi WT, yaitu minimalkan Kelemahan dan hindari Ancaman, yaitu:
1. Kurangnya dosen yang profesional, rendahnya kehadiran para dosen.
2. Kurangnya sarana dan prasarana, LAB, sistem ICT.
3. Kurang harmonisnya hubungan mahasiswa dengan jajaran, dan sesama jajaran.
4. Lemahnya follow up dan komunikasi dengan pihak jepang dan pihak lainnya.
5. Kurangnya promosi untuk meningkatkan jumlah mahasiswa/i
6. Banyaknya univ lain disekitar unsada, lulusan lebih kompeten, daya tariknya bagi dosen unsada lebih besar.
7. Banyaknya Regulasi baru dari DIKTI yang berubah-ubah.
8. Bebasnya status di media sosial yang bernada negatif tentang unsada.
9. PTN terlalu ambisius
10. Dengan adanya MEA, ada kebebasan untuk membuat univ dari luar.
Adapun Agenda Strategis 2015-2019 yang berhasil dirumuskan adalah:
1. Menyelenggarakan Tri Dharma PT yang inovatif
- Membangun strategi penjaringan calon mahasiswa potensial
- Membangun service provider bagi dunia usaha, Pemda, dan K/L
2. Membangun atmosfir akademik yang kondusif
- Menanamkan budaya saling menghormati kepada sesama civitas academica, terutama kepada senior
- Membangun komunikasi yang transparan antara rektor dengan seluruh stakeholders terkait
3. Menciptakan lingkungan kampus yang harmonis
- Mewujudkan sarana-prasarana kampus yang nyaman
- Mewujudkan kampus yang asri dan hijau sebagai bagian dari program green campus
Bagaimana hasilnya?
Hasilnya adalah tim berhasil merumuskan poin-poin penting untuk penyusunan Rencana Strategis Unsada 2015-2019, dimana dokumen tersebut berfungsi sebagai alat koordinasi seluruh stakeholders, sebagai penuntun arah pengembangan Unsada ke depan, untuk minimalisasi ketidakpastian, untuk minimalisasi inefisiensi sumberdaya, serta untuk penetapan standar dan pengawasan kualitas.
Bagaimana dampak dari komitmen yang sudah dibuat di unit kerja dan organisasi?
Dampak dari komitmen yang sudah dibuat di unit kerja dan organisasi tersebut luar biasa dahsyatnya. Hanya dalam beberapa tahun saja Unsada mencapai kinerja yang sangat membangggakan, yaitu:
- Intake mahasiswa baru melonjak drastis pada tahun pertama menjadi Rektor 1.100 (2015) menjadi 1.500 (2016), 1.517 (2017), dan 1.707 (2018).
- Klaster penelitian Unsada melonjak dari Klaster Madya (2015) menjadi Klaster Utama (2016).
- Peringkat Unsada di antara 4000 Perguruan Tinggi seluruh Indonesia melonjak drastis dari 366 (2015) menjadi 109 (2016).
Sebutkan satu aktivitas dimana Pak Dadang memberikan informasi untuk membujuk sekelompok atau satu orang agar dapat mengikuti arahan atau rekomendasi Pak Dadang. Kapan waktu kejadiannya? Siapa pihak yang dipersuasi?
Persuasi merupakan salah satu strategi komunikasi yang penting dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini komunikasi dapat membantu setiap individu dalam berhubungan dengan orang lain, serta dapat mempengaruhi dan meyakinkan orang lain (Wikipedia).
Di era serba digital ini, waktu kejadian persuasi adalah 7 x 24 jam, sedangkan pihak yang dipersuasi adalah seluruh stakeholders Unsada melalui media sosial yang dikelola secara khusus oleh suatu tim terlatih di sekretariat rektorat, yaitu:
1. UNSADA Command Center
2. UNSADA Univ Darma Persada
3. Batalyon Bushido Menwa Jayakarta
4. Unsada Tempat Uji Kompetensi
5. Center for Professional Studies and Development
6. Menwa Force
7. Pusat Informasi - Universitas Darma Persada
8. Ikatan Orang Tua Mhs Unsada
9. Kalimalang One Belt One River
1. @unsada.official
2. @yon.bushido
1. @unsadaofficial
YouTube Channel
1. Universitas Darma Persada
2. Menwa Yon Bushido Unsada
WA Group
1. Unsada Happy
Bagaimana cara Pak Dadang meyakinkan mereka untuk mengikuti arahan atau rekomendasi Pak Dadang?
Untuk meyakinkan mereka mengikuti arahan atau rekomendasi, yang paling penting adalah informasi yang diberikan harus jujur apa adanya, tidak ditutup-tutupi, menyampaikan fakta secara terbuka, tanpa ada satu pun hal yang ditutup-tutupi dan tepat waktu, jangan terlambat, dan terbuka pada masukan/kritikan.
Apa saja hambatan-hambatan yang Pak Dadang hadapi pada saat itu
Pada awalnya terdapat hambatan terutama dari generasi tua yang masih gagap teknologi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, hambatan-hambatan gaptek tersebut sedikit-demi sedikit bisa diatasi.
Apakah yang akan Pak Dadang lakukan yang berbeda pada kesempatan lain?
Persuasi selalu dilakukan berbeda pada setiap kesempatan tergantung dari jenis konten yang akan disampaikan dan juga sasaran yang dituju. Untuk itu diperlukan kejelian jenis medsos mana yang paling tepat untuk mempersuasi kelompok mana.
Ceritakan kejadian/aktivitas dimana Pak Dadang mendorong, memantau dan memanfaatkan SDM bersama antar unit kerja dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencapaian target organisasi! Kapan waktu kejadiannya? Siapa pihak saja yang dipersuasi?
Dalam rangka mendorong, memantau dan memanfaatkan SDM bersama antar unit kerja dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencapaian target organisasi pada tanggal 19 sd 21 Agustus 2018 dilaksanakan Rapat Kerja Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) Unsada Tahun Akademik 2018/2019 di Hotel Pesona Alam, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Pihak yang dipersuasi adalah seluruh jajaran Universitas Darma Persada.
Apa situasi yang melatarbelakangi munculnya aktivitas/kejadian tersebut
Yang melatarbelakangi munculnya aktivitas/kejadian tersebut adalah karena Tahun Akademik 2017/2018 akan segera berakhir dan Unsada telah memulai langkah awal untuk mempersiapkan segala rencana kegiatan beserta anggaran yang dibutuhkan selama setahun ke depan agar penyelenggaraan Tridarma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) bagi mahasiswa serta seluruh masyarakat Unsada dapat terlaksana dengan optimal dan efektif.
Guna mempersiapkan hal-hal tersebut pada tanggal 19 sd 21 Agustus 2018 Rektor beserta seluruh tim yang terbagi menjadi 3 komisi (Akademik, Non-Akademik, dan Kemahasiswaan & Alumni) melaksanakan Rapat Kerja Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) Unsada Tahun Akademik 2018/2019 di Hotel Pesona Alam, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Tema sekaligus fokus dari Rapat Kerja RKAT T.A. 2018/2019 ini adalah "Peningkatan Akreditasi Institusi dan Program Studi di Unsada. Mengingat pentingnya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di Unsada terukur melalui nilai akreditasi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Sebagaimana diketahui, Tahun Akademik 2018/2019 merupakan tahun terakhir Rencana Strategis (RENSTRA) Unsada 2015-2019. Dalam Renstra empat tahunan tersebut dicanangkan sebagai tahap pertumbuhan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tahapan sebelumnya yaitu tahap konsolidasi dan tahap pembangunan. Dari setiap tahapan tersebut dalam pelaksanaannya masih banyak kelemahan dan kekurangan yang diharapkan dapat direalisasikan pada tahun tahun berikutnya.
Dalam RENSTRA 2015-2019 telah dicanangkan 10 pola rencana strategi Universitas yaitu:
1. Peningkatkan kualitas lulusan,
2. Membangun citra universitas;
3. Memperkokoh budaya kerja dan budaya akademik;
4. Peningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan infrastruktur;
5. Penguatan tatalaksana organisasi dan manajemen;
6. Penguatan sistem informasi manajemen;
7. Peningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian masyarakat;
8. Peningkatkan kerjasama, dan jejaring;
9. Memperkokoh kemahasiswaan dan alumni;
10. Pengembangan institusional melalui pembukaan program studi/fakultas baru.
Kesepuluh rencana strategis tersebut setiap tahunnya dituangkan kedalam rencana kerja agar secara bertahap dapat dicapai.
Selain kegiatan operasional rutin seperti operasional pegawai, adminstrasi, dan kegiatan tridarma lainnya yang sudah merupakan kegiatan tetap universitas, dalam tahun akademik 2018/2019 ditetapkan sasaran sasaran yang hendak dicapai guna memenuhi standar minimal suatu Perguruan Tinggi sebagaimana target yang dicanangkan dalam Renstra 2015-2019.
Sasaran yang hendak dicapai dalam tahun akademik 2018/2019 adalah:
Target jumlah mahasiswa baru tahun akademik 2018/2019 1.800 mahasiswa
Rasio dosen tetap prodi terpenuhi
95% dosen tetap memiliki kepangkatan akademik
Standar minimal sarana prasarana terpenuhi 75%
Akreditasi perguruan tinggi dapat dipertahankan “B”
Akreditasi prodi yang masih predikat “C” menjadi “B”
Rencana pembelajaran semester (RPS) seluruh mata kuliah tersedia
Standar operasional prosedur (SOP) seluruh standar selesai
Peninjauan Statuta Universitas selesai
Peninjauan peraturan tata kepegawaian selesai
Sistem SDM dan Inventory selesai
Sistem informasi tracer study dan alumni selesai
Pedoman-pedoman selesai
Cluster penelitian bertahan (Utama)
Terwujud satu program studi pasca sarjana
Menambah minimal 5 dosen untuk studi lanjut
Mendorong pencapaian program kerja yang belum tercapai dalam Renstra melalui pencapaian di tingkat unit kerja masing-masing sesusi bidangnya
Mengoptimalkan program rutin operasional
Bagaimana cara Pak Dadang meyakinkan mereka (SDM) bersama antar unit kerja untuk melebihi target organisasi?
Untuk meyakinkan mereka bekerja melebihi target organisasi adalah dengan cara membagi peserta Rapat Kerja menjadi 3 (tiga) Komisi, yaitu Komisi Akademik, Komisi Non-Akademik, dan Komisi Kemahasiswaan.
Rektor berkeliling kepada setiap Komisi dan meyakinkan mereka bahwa target-target tersebut dapat dipenuhi apabila direncanakan dengan terukur dan dilaksanakan dengan penuh kedisplinan.
Pada saat itu, setiap anggota Komisi memiliki keraguan akan tercapainya target yang telah ditentukan.
Langkah apa yang Pak Dadang lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Untuk mengatasi permasalahan keraguan tersebut, Rektor menjelaskan tentang Rencana Induk Pengembangan Unsada 2015-2025 serta Rencana Strategis Unsada 2015-2019 yang sudah dirumuskan secara SMART, yaitu spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat waktu.
Apabila seluruh anggota konsisten terhadap rencana strategis tersebut, maka tidak ada alasan untuk memiliki keraguan dalam mencapai target.
Bagaimana hasilnya? Poin apa yang Pak Dadang dapat dari peristiwa tersebut?
Hasilnya adalah seluruh anggota merasa optimis dan yakin serta lebih bersemangat untuk mencapai target.
Bagaimana dampak dari keputusan yang Pak Dadang buat? Apa pengaruhnya terhadap unit kerja?
Dampaknya adalah suasana kerja lebih kondusif karena telah memiliki arahan yang jelas dari pimpinan.
Dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kebutuhan pelayanan publik secara profesional. Ceritakan kejadian ketika Pak Dadang memberi lebih daripada yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan atas pelayanan yang Pak Dadang berikan! Kapan waktu kejadiannya? Siapa pemangku kepentingan tersebut?
Waktu Juli 2017. Pemangku kepentingan: Rakyat di Dusun Tangsi Jaya, Desa/Kecamatan Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
Apa peran Pak Dadang pada saat itu?
Peran saya pada saat itu adalah sebagai Rektor yang memimpin dan memastikan seluruh program Tri Dharma Perguruan tinggi dapat berjalan dengan lancar. Termasuk melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kebutuhan pelayanan publik yang dikelola oleh Sekolah Pasca Sarjana Unsada ini dapat dilaksanakan secara profesional.
Apa yang melatarbelakangi Pak Dadang memberikan pelayanan lebih kepada pemangku kepentingan tersebut?
Program Desa Mandiri Energi (DME) adalah desa yang masyarakatnya memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan listrik dan bahan bakar dari sumber energi yang dihasilkan melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat. DME dikembangkan dengan konsep pemanfaatan energi setempat khususnya energi terbarukan untuk pemenuhan kebutuhan energi dan kegiatan ekonomi yang bersifat produktif.
Sejalan dengan pelaksanaan program DME, ide, gagasan maupun temuan-temuan di lapangan terus dikembangkan hingga menjadi gagasan baru yang diharapkan dapat mengintegrasikan berbagai sektor penting dalam pembangunan desa mandiri antara lain sektor energi, ekonomi dan ekosistim yang dikenal dengan nama Desa E3i (Desa Mandiri Energi, Ekonomi dan Ekosistim) atau dengan pengertian desa yang mampu memanfaatkan energi setempat untuk memacu pertumbuhan ekonomi seraya tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistim (kelestarian lingkungan), sehingga tercipta suasana yang segar, indah nyaman dan membuat penduduknya menjadi betah untuk tetap tinggal di desanya.
Gunung Halu, sebuah desa di mana pusat produksi skala kecil berlokasi yang dimaksudkan untuk memproduksi energi terbarukan guna mendukung aktivitas perekonomian lokal, telah ditargetkan untuk menjadi lokasi pengembangan model Desar E3i (Energy, Economy, Environment, Independent Village) oleh tim peneliti UNSADA yang dipimpin oleh Prof. Dr. Kamaruddin Abdullah, IPU, penggagas berdirinya Program Studi Energi Terbarukan di Sekolah Pascasarjana UNSADA.
Pendekatan strategis yang dilakukan UNSADA dinilai unik karena berfokus kepada penggunaan energi terbarukan yang efektif dan efisien untuk mendukung aktivitas produksi lokal desa setempat dengan tujuan akhir adalah memacu pertumbuhan ekonomi lokal.
Proyek inovatif yang diusung oleh UNSADA ini diharapkan dapat membantu pemerintah Indonesia menyediakan gambaran yang berbeda mengenai bagaimana mengimplementasikan strategi untuk ketahanan energi yang mana mampu mendukung pertumbuhan ekonomi tingkat lokal maupun nasional. Aktivitas utama proyek ini adalah untuk memasok listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang telah ada ke rumah tangga di desa tersebut.
Bagaimana proses Pak Dadang melakukan pelayanan tersebut? Ceritakan
Kapasitas terpasang listrik tenaga Mikro Hidro yang dihasilkan untuk menerangi rumah tangga masyarakat desa ternyata masih memiliki kebelihan yang belum dimanfaatkan. Rektor memutuskan untuk memanfaatkan kelebihan listrik tersebut menggerakkan mesin produksi Produksi Kopi selama waktu siang. Listrik yang akan digunakan adalah untuk memproses buah kopi yang telah dipanen dari perkebunan kopi menjadi biji kopi kering.
Karena fasilitas produksi yang sebelumnya telah ada sudah kurang layak dan tua, proyek ini akan menciptakan fasilitas baru, di samping mendirikan rumah produksi baru, serta rumah penyimpanan baru untuk biji kopi kering. Seluruh fasilitas tersebut akan dikelola oleh Koperasi Rimba Lestari, yang merupakan koperasi lokal di desa tersebut.
Setelah proyek tersebut terselesaikan, maka Dusun Tangsi Jaya akan mampu menjadi salah satu model Desa E3i yang dilengkapi dengan pusat produksi biji kopi baru menggunakan listrik yang dipasok dari PLTMH. PLTMH tersebut diharapkan pula secara berkesinambungan memasok listrik baik untuk kebutuhan masyarakat setempat dan Pusat Produksi Kopi. Koperasi Rimba Lestari kemudan dapat mengelola fasilitas yang telah disediakan setelah mendapatkan pelatihan yang tepat dari staf Universitas Darma Persada sehingga mereka mampu memproduksi biji kopi kering untuk dipasarkan. Selain itu, dengan mengoperasikan Pusat Produksi Kopi secara tepat, secara tidak langsung juga akan meningkatkan pemasukan masyarakat Dusun Tangsi Jaya. Dusun Tangsi Jaya selanjutnya akan menjadi laboratorium lapangan Universitas Darma Persada, di mana para mahasiswa dan dosen dapat memanfaatkan fasilitas penelitian tersebut untuk penelitian yang akan datang atau untuk pelatihan yang sejenis.
Apakah yang akan Pak Dadang lakukan yang berbeda pada kesempatan lain?
Potensi desa tersebut masih banyak yang berlum tergali. Selanjutnya untuk mempertahakan kesejahteraan rakyat desa, Unsada akan terus melakukan pembinaan misalnya memulai produksi sambal bajak, jahe merah siap seduh dan lain-lain.
Sebutkan aktivitas/kegiatan dalam pengembangan pola karir orang lain (bawahan)!
Kapan waktu kejadiannya?
Kegiatan dalam pengembangan pola karir bawahan ini dilaksanakan pada periode 2015-2018.
Apa yang melatar belakangi aktivitas atau kegiatannya?
Di Universitas Darma Persada, masih ada beberapa tenaga pendidik dan pejabat struktural yang belum memiliki jabatan akademik atau jabatan akademik yang masih rendah. Sedangkan jabatan akademik tersebut sangat dibutuhkan untuk peningkatan akreditasi institusi dan program studi.
Bagaimana Pak Dadang melakukan hal tersebut, Ceritakan!
Pada dasarnya peningkatan jabatan akademik tersebut dapat dipercepat apabila yang bersangkutan memiliki Jurnal Ilmiah terindeks Scopus. Untuk itu setiap tenaga pendidik yang membimbing skripsi mahasiswa harus mulai merencakanan setiap judul skripsi untuk dilanjutkan menjadi 3 (tiga) judul Jurnal Ilmiah Terindeks Scopus. Rektor menyediakan remunerasi sebesar Rp10.000.000,- bagi setiap jurnal yang diterbitkan. Di samping itu Rektor mengundang Narasumber, reviewer, dan para Guru Besar yang sudah memiliki pengalaman dalam penulisan Jurnal Ilmiah Terindeks Scopus baik dari dalam maupun luar negeri.
Rektor juga membentuk Klinik Publikasi Ilmiah Unsada yang akan menyediakan berbagai fasilitas layanan yang mendukung proses penulisan jurnal, prosiding serta naskah publikasi ilmiah lainnya bagi para peneliti atau tenaga pendidik di Unsada.
Klinik Publikasi Ilmiah Unsada memberikan fasilitas sebagai berikut:
Pelayanan Jasa Penerjemahan dan Penyuntingan Naskah Publikasi Ilmiah.
Publikasi di Jurnal/Prosiding.
Publikasi Penulisan Buku
Publikasi Presentasi Konferensi Internasional Dalam & Luar Negeri.
Publikasi Hak Paten dan Kekayaan Intelektual (HKI).
Dalam rangka meningkatkan peringkat dan skor SINTA Unsada, tujuan didirikannya Klinik Publikasi Ilmiah adalah:
Mendorong dan meningkatkan motivasi para Dosen Tetap Unsada untuk menghasilkan luaran penelitian yang bermutu dan mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal ilmiah atau prosiding, sehingga skor dan peringkat SINTA Unsada akan bertambah.
Membantu menerjemahkan dan menyunting naskah ilmiah para Dosen dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris (atau sebaliknya) sekaligus pengecekan plagiarisme artikel yang akan masuk jurnal ilmiah/prosiding.
Membantu memfasilitasi hasil publikasi berbentuk jurnal/prosiding, buku, IPR (Intellectual Property Rights) berupa Hak Paten dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sesuai yang tercantum dalam SINTA.
Membantu memfasilitasi publikasi dalam presentasi konferensi internasional yang terindeks Scopus yang diadakan di dalam dan luar negeri sehingga publikasi bisa lebih mendunia.
Bagaimana hasilnya?
Hasilnya adalah para tenaga pendidik dan pejabat struktural termotivasi untuk menulis Jurnal Ilmiah dan telah banyak yang diterbitkan.
Siapa saja yang menerima manfaatnya?
Penerima manfaat khususnya adalah tenaga pendidik dan pejabat struktural (yang bersangkutan), umumnya adalah seluruh civitas academica Unsada.
Sebutkan kejadian Pak Dadang melakukan perubahan di unit kerja atau organisasi.
Kapan waktu kejadiannya? Apakah perubahan tersebut?
Waktu kejadiannya adalah sekitar bulan Mei 2016. Perubahan tersebut adalah terbentuknya Batalyon Bushido Resimen Mahasiswa Indonesia di Kampus Universitas Darma Persada yang boleh dibilang mustahil untuk diwujudkan karena kerasnya penolakan dari segenap civitas academica di kampus mulai dari para dosen dan jajaran serta hampir seluruh mahasiswa.
Apa yang melatar belakangi Pak Dadang melakukan perubahan?
Yang melatarbelakangi saya melakukan perubahan tersebut adalah kondisi generasi muda Indonesia pada umumnya dan kondisi mahasiswa Unsada pada khususnya yang minim sekali memiliki jiwa kebangsaan terutama dalam Bela Bangsa dan Negara.
Sebagaimana yang telah direncanakan oleh Kementerian Pertahanan RI, dalam kurun waktu 10 tahun ke depan (2015-2025) pemerintah menargetkan 100 juta kader bela negara yang militan di seluruh wilayah Indonesia dan akan terus dikembangkan seiring kebutuhan pertahanan negara. Sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki sesanti “Nalar Arif Baktiku Bangsa”, Universitas darma Persada memiliki kewajiban untuk mendukung pencapaian target pemerintah tersebut. Salah satunya adalah melalui dihidupkannya kembali Resimen Mahasiswa Unsada yang selama ini mati suri.
Setelah mengalami masa vakum selama 15 tahun, Batalyon Bushido Resimen Mahasiswa Jayakarta Universitas Darma Persada didirikan berdasarkan SK Rektor Unsada pada tanggal 2 Mei 2016 dan dikukuhkan pada upacara pembaretan 24 orang anggota baru (angkatan Halilintar I) pada tanggal 16 Mei 2016, yang kemudian diperingati menjadi hari lahirnya kembali Menwa di Unsada (16.5.16).
Sebelumnya angkatan Halilintar I ini mendapat penggemblengan Pradiksar selama 4 hari di Skomenwa Jayakarta untuk selanjutnya digembleng lagi di kawah candradimuka pendidikan dasar militer selama 10 hari di Batalyon 461 Paskhas.
Pada 16.5.16 itu Rektor Unsada Dr. H. Dadang Solihin, SE, MA selaku Kamatrik bersama Komandan Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia Ir. Ariza Patria melakukan pembaretan kepada 7 orang anggota kehormatan yang terdiri dari seluruh Wakil Rektor dan seluruh Dekan Fakultas di Unsada.
Peristiwa bersejarah ini dihadiri oleh anggota IARMI Unsada, Komandan Komando Resimen Mahasiswa Jayakarta Raden Umar, Rektor Universitas Krisnadwipayana Dr. H. Abdul Rivai, SE, M.Si, anggota Menwa Jayakarta dari berbagai Satuan, para Instruktur dari Batalyon 461 Paskhas, serta undangan dari TNI AD dan POLRI, dan ratusan undangan lainnya termasuk para orang tua angkatan Halilintar I.
Visinya adalah "Mewujudkan Batalyon Bushido yang memiliki kekuatan dan kemampuan pasukan dengan kuantitas Batalyon dan kualitas Bushido”
Misinya adalah Menyempurnakan kewajiban dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan melalui:
1. Peningkatan IPK secara terukur dan terprogram,
2. Keikutsertaan dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
3. Pelatihan tempur untuk mendapatkan brevet kecakapan dan/atau sertifikasi profesi.
Bushido adalah sebuah kode etik keksatriaan golongan Samurai. Bushido berasal dari nilai-nilai moral samurai, yang menekankan beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetiaan, penguasaan seni bela diri, dan kehormatan sampai mati. Tujuh Prinsip Bushido, yaitu: 1) Integritas, 2) Keberanian, 3) Kemurahan hati, 4) Menghormati, 5) Kejujuran dan Tulus-Ikhlas, 6) Kehormatan, dan 7) Loyal.
Apa peran Pak Dadang pada saat itu?
Peran saya saat itu sebagai Rektor adalah Kepala Markas Distrik Resimen Mahasiswa di Kampus, yaitu suatu posisi yang paling tinggi dalam urusan Resimen Mahasiswa di Kampus.
Hal-hal apa yang membuat perubahan tersebut dapat tercapai/tidak tercapai? Bagaimana prosesnya?
Perubahan tersebut dapat dicapai dengan baik karena dipersiapkan dengan perencanaan yang terukur. Prosesnya dimulai dengan sosialisasi kepada selurh civitas akademika, lalu pada tanggal 12 September 2015 Dosen Unsada: Jombrik, Agustinus Pusaka, dan Arif Fadillah serta dua orang Mahasiswa diutus untuk hadir pada Rapat Komando Daerah Resimen Mahasiswa Jayakarta di Mako Marinir, Cilandak untuk mempelajari kemungkinan pembentukan Resimen Mahasiswa di Kampus Unsada. Selanjutnya serangkaian acara dan pertemuan digelar dalam persiapan tersebut, termasuk diantaranya:
Pada 13 Oktober 2015 Rektor bertemu dengan Dankonas Menwa Ir. Riza Patria, MBA di Balai Kota DKI sekaligus menghadiri Sertijab Komandan Menwa Jayakarta.
17 Oktober 2015 Rektor Unsada menjadi nara sumber Seminar Menwa Satuan STKIP Surya di BSD Tangerang dengan tema Pendidikan Bela Negara dan Ketahanan Nasional dalam rangka Pembangunan Bangsa pada Seminar Nasional Education for the Future of the Nation
23 Oktober 2015 Rektor Unsada menjadi nara sumber Seminar Komando Resimen Mahasiswa Mahabahari Batam di Auditorium Politeknik Batam dengan tema MEA dalam Sudut Pandang Bela Negara.
16 Januari 2016 Rektor Unsada menjadi nara sumber Diksarmil Menwa Yon 28 BS Sekolah Tinggi Ilmu Statistik di Mako Yon Armed 10 Kostrad-Bogor dengan tema Kepemimpinan dan Resimen Mahasiswa.
16 April 2016 Alumni Menwa Unsada bertemu dengan Rektor dan memberi dukungan untuk membentuk Batalyon Bushido
Mei 2016 Rapat terakhir Persiapan Diksar Menwa dilaksanakan di Ruang Rektor yang dihadiri oleh seluruh unsur terkait dari internal Unsada serta perwakilan dari Skomen Jayakarta.
5 Mei16 Pembukaan Pradiksar Resimen Mahasiswa dilaksanakan di Markas Komando Skomenwa Jayakarta di Jl Pulomas Jakarta Timur.
Selanjutnya pada tanggal 11 Mei 2016, dalam salah satu sesi malam Diksarmil Menwa Yon Bushido Unsada di Mako Yon 461 Paskhas-Halim, telah dirumuskan SWOT yang diturunkan dari Visi-Misi Yon Bushido oleh 24 orang peserta Diksarmil sebagai berikut.
Strength/Kekuatan (Score 340):
- Memiliki Markas Komando dan fasilitas yang memadai
- Memiliki loyalitas yang tinggi, jiwa kepemimpinan
- Memiliki dasar hukum yang kuat berupa SK Rektor
- Memiliki hubungan yang baik dengan UKM lain
- Memiliki intelegensi yang tinggi, baik dalam bidang akademik maupun ilmu militer
Weaknesses/Kelemahan (Score 380):
- Peminat Sedikit
- Kurangnya Sosialisasi
- Padatnya jadwal kuliah
- Banyaknya Tugas
- Satuan baru terbentuk
Opportunities/Peluang (Score 380):
- Dukungan penuh dari IARMI Komisariat Unsada
- Memiliki kerja sama yang baik dengan Paskhas
- Mendapat dukungan penuh dari Komando Resimen Mahasiswa Jayakarta (SKOMEN)
- Ada kesempatan mendapatkan beasiswa
- Adanya dukungan dari pemerintah berupa program Bela Negara
Threats/Ancaman (Score 330):
- Dicurigai sebagai mata-mata mahasiswa
- Dianggap Militerisme orde baru
- Dianggap anak emas Rektor
- Adanya persepsi yang salah tentang menwa, menwa dianggap pengganti satpam
- Kegiatan Menwa dianggap kurang penting
Kesimpulan: Variabel untuk Membangun Strategi Terpilih W – O (Atasi Kelemahan dengan memanfaatkan Peluang yang ada), yaitu:
Tingkatkan Peminat Mahasiswa untuk bergabung dengan Yon Bushido
Tingkatkan Sosialisasi tentang Yon Bushido
Menyesuaikan kegiatan dengan jadwal kuliah
Mengatur waktu untuk mengerjakan Tugas Kuliah
Satuan baru terbentuk, harus banyak kegiatan keluar
Optimalkan dukungan penuh dari IARMI Komisariat Unsada
Lanjutkan kerja sama yang baik dengan Paskhas 461
Optimalkan dukungan penuh dari Komando Resimen Mahasiswa Jayakarta (SKOMEN)
Optimalkan kesempatan mendapatkan beasiswa
Optimalkan dukungan dari pemerintah berupa program bela negara
Jenis Kegiatan sebagai pengejawantahan Misi, yaitu menyempurnakan kewajiban dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan melalui:
- Peningkatan IPK secara terukur dan terprogram,
- Keikutsertaan dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan
- Pelatihan tempur untuk mendapatkan brevet kecakapan dan/atau sertifikasi profesi.
16 Mei 2016 Pelantikan Dr. (Can) Muswar Muslim, ST, M.Sc sebagai Komandan Batalyon Bushido pertama. Muswar lulus Diklatsar Kemiliteran Resimen Mahasiswa Jayakarta Angkatan Cakra II di Rindam Jaya pada tahun 1990. Sarjana Teknik Mesin Kapal Universitas Darma Persada ini memperoleh gelar Masternya dalam Bidang Marine System Engineering di Tokyo University of Mercantile Marine dan saat ini sedang menyelesaikan studi S3 nya dalam Bidang Teknik Mesin di Universitas Indonesia.
Setelah mengalami masa vakum selama 15 tahun, Batalyon Bushido Resimen Mahasiswa Jayakarta Universitas Darma Persada didirikan berdasarkan SK Rektor Unsada No. 11/KPTS/UNSADA/V/2016 tanggal 2 Mei 2016 dan dikukuhkan pada upacara pembaretan 24 orang anggota baru (angkatan Halilintar I) pada tangal 16 Mei 2016, yang kemudian diperingati menjadi hari lahirnya kembali Menwa di Unsada (16.5.16).
Bagaimana Pak Dadang memastikan perubahan tersebut dapat dilaksanakan?
Saya dapat memastikan perubahan tersebut dpat dilaksanakan setelah berhasil melahirkan sekitar 8 angkatan Pendidikan Dasar Militer Resimen Mahasiswa tanpa ada perlawanan dari para mahasiswa, rasa curiga dari para dosen, dukungan yang penuh dari para orang tua mahasiswa, dan yang paling penting adalah terciptanya generasi mahasiswa yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, cinta tanah air, percaya kepada Pancasila dan UUD 1945, serta memiliki kemampuan untuk bela negara.
Ceritakan peristiwa/pengalaman pada saat Pak Dadang membuat keputusan yang baik secara tepat waktu dan dengan keyakinan diri.
Kapan waktu kejadiannya? Peristiwa apakah itu?
Salah satu keputusan yang baik secara tepat waktu dan dengan keyakinan diri yang pernah saya lakukan adalah pada tahun 2016, dimana pada saat itu Rektor melaksanakan pembangunan infrastruktur kampus secara cepat namun terencana dengan baik. Pada saat itu Rektor mendapat teguran dari Yayasan yang menaungi Universitas Darma Persada karena dianggap pekerjaan-pekerjaan renovasi yang berkelanjutan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir tanpa tender, tanpa dianggarkan dan tanpa konsultasi dengan Yayasan. Namun Rektor tetap yakin akan keputusan yang diambil ini.
Apa yang melatar belakangi pembuatan keputusan tersebut? Bagaimana konsekuensinya?
Yang melatarbelakangi pembuatan keputusan tersebut adalah ketika pada awal masa bakti Rektor di pertengahan 2015 kondisi infrastruktur kampus Unsada sungguh sangat menyedihkan, padahal perbaikan infrastruktur sangat signifikan dalam memperbaiki akreditasi dan meningkatkan peringkat Unsada. Hal ini pernah disampaikan oleh Dr. Illah Sailah, Koordinator Kopertis III yang sangat kaget ketika melihat kondisi Kampus Unsada pada 10 November 2015 yang sedemikian buruknya.
1. Area perbatasan kampus:
Bagian kampus Unsada yang berbatasan dengan BKT, yaitu dua buah pintu gerbang yang selama ini menjadi tempat pembuangan sampah warga, selama puluhan tahun tidak ada satupun Rektor Unsada yang membukanya. Kini kondisinya berubah drastis. Kedua pintu gerbang tersebut telah terbuka menjadi pintu gerbang halaman depan sesuai dengan perencanaan awal pembangunan kampus ini.
Bagian kampus Unsada yang berbatasan dengan rumah penduduk yang hampir longsor dan letaknya lebih tinggi dari kampus menyebabkan kotoran limbah rumah tangga dan tinja bertebaran apabila hujan turun dengan deras.
2. Fasilitas penunjang kegiatan Yayasan:
Selama ini tidak ada ruangan layak bagi pengurus Yayasan untuk mengadakan rapat/pertemuan/koordinasi. Saat ini ruangan Yayasan menjadi lebih luas serta dilengkapi dapur yang memadai.
Saat ini ruangan Yayasan mendapat tambahan satu ruangan di lantai II Gedung Rektorat.
3. Infrastruktur penunjang kinerja pejabat, dosen/karyawan:
Ruangan Rektor yang tertutup, gelap, pengap, yang ditutup karpet yg sudah tua dan kotor.
Ruangan Wakil Rektor yang tertutup, tidak strategis untuk efisiensi kerja dan koordinasi,
Ruang koperasi karyawan yang tertutup, sempit dan kumuh.
4. Fasilitas bagi mahasiswa:
Ruangan kelas yang kusam dengan pintu2 triplek sudah pada rusak,
Tempat parkir motor yang sesak,
Tidak ada tempat mahasiswa untuk berkumpul,
Ruangan BEM, Himpunan, dan UKM yang kumuh, gelap, dan tertutup,
Kantin yang jorok dan tidak higienis,
Laboratorium untuk mahasiswa yang ala kadarnya,
Fasilitas toilet yang rusak, bau, dan berantakan,
Tempat wudhu di Masjid yang terbatas jumlahnya.
5. Fasilitias di Fakultas:
Ruangan tata usaha fakultas adalah tempat yang paling sibuk karena setiap saat disinggahi mahasiswa, dosen, karyawan, dan tamu. Namun kondisinya sudah tidak dapat mendukung fungsinya sebagai center point activities,
Tidak memiliki ruang baca yang memadai untuk mahasiswa, dosen, dan jajaran selain perpustakaan yang letaknya di lantai 3 Gedung Rektorat, padahal sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan justru ruangan baca ini yang seharusnya diprioritaskan,
Ruangan dosen yang berhimpit-himpitan dengan tata letak yang berantakan,
Ubin-ubin di hampir setiap ruangan dan kelas yang pecah dan menggembung,
Jendela yang rusak dan hampir copot (jatuh dari ketinggian yang membahayakan).
6. Fasilitas penunjang kegiatan humas, admisi dan protokoler:
Meja front office yang sudah kusam dan keropos dimakan rayap, padahal kesan pertama yang diingat tamu tentang Unsada dipancarkan dari meja itu,
Ruangan tempat penerimaan mahasiswa baru yg sangat kecil, sumpek dan pengap,
Ruangan Biro Pemasaran dan Humas yang sering dikunjungi calon mahasiswa dan orang tua mahasiswa yang gelap dan berantakan,
Lobby gedung rektorat yang membingungkan tamu karena penataannya yang tidak jelas menghadap ke mana.
7. Infrastruktur penunjang kebersihan, kesehatan, keamanan, dan efisiensi energi di kampus:
sampah berserakan di mana-mana,
Jalan bagi mahasiswa/dosen/karyawan yang sempit, tidak efektif, tidak rapih,
Jalan-jalan tergenang air,
Parit-parit mati yang menjadi tempat pembuangan sampah, penyebab banjir, penyumbatan dan sarang nyamuk/penyakit,
Unsada selama ini tidak memiliki tangki air (water torrent) untuk menampung air yang akan dialirkan ke seluruh kran berdasarkan prinsip gravitasi. Akibatnya, setiap membuka kran secara otomatis akan menghidupkan mesin pompa yang digerakkan oleh tenaga listrik dan mengakibatkan pemborosan listrik yang luar biasa.
Sungguh tragis di jaman lampu LED ini, penerangan kampus Unsada selama ini masih mempergunakan lampu TL yang besar2 sehingga sangat boros.
Karena faktor usia, saluran pipa air banyak yang bocor sehingga menimbulkan pemborosan listrik.
Genting dan plafon perlu perbaikan segera karena sudah banyak yang bocor.
Menanggapi pekerjaan-pekerjaan renovasi yang berkelanjutan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir tanpa tender, bukan berarti penuh praktek KKN. Dalam hal ini Rektor telah menyiapkan Panduan Pengadaan Barang dan Jasa, membentuk Tim Audit Kinerja, dan membentuk Komisi Pemeriksa Keuangan (KPK).
Pekerjaan renovasi Unsada diprioritaskan untuk memperbaiki dengan cepat infrastruktur yg morat-marit dan memalukan tersebut, sebelum Unsada ditinggalkan oleh para mahasiswanya yang kecewa dan mereka pindah ke Universitas lain yang lebih baik, karena sudah santer beredar di kalangan mahasiswa bahwa Unsada adalah singkatan dari Universitas Salah Daftar. Mengapa tanpa tender? Karena disamping volume pekerjaannya yang kecil-kecil, juga untuk dapat segera diselesaikan sebelum Unsada ditinggalkan oleh para mahasiswanya yang kecewa. Dalam hal ini Rektor turun langsung untuk melakukan pengawasan supaya kualitas pekerjaannya baik dan tidak ada praktek KKN. Sedangkan yang berhubungan dengan pemborong adalah BUP dan Warek II. Rektor tidak terlibat sama sekali dengan unit price.
Untuk mengajukan usulan renovasi, penawaran diajukan dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh Rektor dan unit-unit terkait. Ada beberapa yang dikonsultasikan kepada Yayasan, tetapi sebagian besar ditolak untuk dilaksanakan. Harus disadari bahwa persaingan antar Universitas sedemikian ketatnya, apabila terlambat dan salah strategi, maka tidak tertutup kemungkinan Unsada akan ditinggalkan oleh mahasiswa2nya dan calon mahasiswa baru pun enggan untuk mendaftar di Unsada.
Apa peran/posisi Pak Dadang saat itu? Siapa saja yang terlibat?
Posisi saya pada saat itu adalah sebagai Rektor Universitas Darma Persada. Yang terlibat dalam proses ini adalah:
1. Rektor,
2. Wakil Rektor I Bidang Akademik,
3. Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik,
4. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan,
5. Kepala Biro Umum dan Pengadaan
6. Kepala Biro Pemasaran dan Humas
7. Kepala Biro Keuangan
8. Kepala Biro Renstra
9. Kepala Otorita
10. Sekretaris Rektor
Bagaimana proses Pak Dadang mengambil keputusan tersebut?
Proses mengambil keputusan saya lakukan dengan tegas namun transparan dan partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak terkait. Dengan catatan harus cepat tetapi tidak tergesa-gesa.
Siapa saja yang menerima manfaatnya?
Yang menerima manfaat adalah seluruh civitas academica Unsada, karena sarana dan prasarana pembelajaran, penelitian, dan pengabdiak kepada masyarakat menjadi bertambah baik. Hasilnya adalah 1) Terbangunnya postur kualitas akademik yang bermutu dan berwibawa, 2) Terbangunnya postur kualitas program studi yang bermutu, 3) Terselenggaranya program studi yang berhasil, 4) Terbangunnya suasana akademik yang kondusif, dan 5) Terbangunnya postur organisasi yang sehat.
Apa kelemahan dari keputusan Pak Dadang tersebut? Bagaimana Pak Dadang mengantisipasinya?
Kelemahan dari keputusan tersebut adalah pihak Yayasan kurang dapat menerima, sehingga Rektor mendapat teguran dari Yayasan karena dianggap pekerjaan-pekerjaan renovasi yang berkelanjutan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir tanpa tender, tanpa dianggarkan dan tanpa konsultasi dengan Yayasan. Untuk mengantisipasinya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan Yayasan dan melaksanakan pekerjaan ini dengan transparan dan tanpa adanya praktek KKN.
Ceritakan tentang situasi ketika Pak Dadang terlibat dalam aktivitas/kegiatan lintas unit kerja/ organisasi/ kelompok masyarakat untuk mempromosikan sikap toleransi, keterbukaan, peka terhadap perbedaan individu/ kelompok masyarakat.
Kapan waktu kejadiannya?
Ketika saya terlibat dalam aktivitas/kegiatan lintas unit kerja/ organisasi/ kelompok masyarakat untuk mempromosikan sikap toleransi, keterbukaan, peka terhadap perbedaan individu/ kelompok masyarakat, kejadiannya adalah Pada tanggal 30 Juni 2018.
Apa yang melatar belakangi/mendasari Pak Dadang melakukan hal tersebut?
Menyikapi isu radikalisme di perguruan tinggi berupa narkoba, miras, bullying, premanisme, LGBT dan lain-lain, maka diperlukan sikap toleransi, keterbukaan dan peka terhadap perbedaan persepsi masyarakat dalam mengartikan radikalisme.
Apabila radikalisme didefinisikan sebagai usaha untuk merubah Pancasila dan UUD 45 maka hal-hal berikut bisa masuk ke definisi radikalisme yakni:
Partai Komunis Indonesia, karena tidak sesuai dengan seluruh sila dalam Pancasila, dan PKI pernah berkhianat dengan membunuh 7 orang jenderal pada tahun 1965.
Organisasi Papua Merdeka dan kelompok separatis lainnya yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
Demokrasi barat, karena tidak sesuai dengan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yaitu gerakan transnasional yang ingin mengganti NKRI dan Pancasila menjadi sistem Khilafah (ini menurut Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Pol Budi Gunawan, 12 Mei 2017).
Saya menyitir sebuah tesis dari pakar politik Harvard University, Samuel P. Huntington menyebutkan adanya Clash of Civilisation (benturan peradaban) antara Peradaban Barat dengan Islam. Hal ini juga dikuatkan oleh pernyataan Menteri Luar Negeri Italia menjelang persidangan NATO di London (Newsweek, 2 Juli 1990) yang mengatakan: “Perang Dingin antara Barat dengan Timur (komunis Uni Soviet) telah berakhir, tetapi timbul lagi pertarungan baru, yaitu pertarungan antara Dunia Barat dan Dunia Islam.” Kalau musuhnya belum ada bagaimana? Ya Dunia Barat membuat dulu musuhnya, dibesarkan, dipersenjatai, lalu setelah menjadi besar dan menyebar ke seluruh dunia menjadi obyek yang menarik untuk diperangi, dan dijadikan agenda global.
Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia tidak dapat menghindar dari dinamika lingkungan strategis global pasca perang dingin tersebut. Di dalam negeri, ditengarai kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa saat ini dirongrong oleh maraknya gerakan radikalisme, terutama di kampus-kampus.
Jadi menurut saya Indonesia sebagai negara besar, kita harus pandai-pandai melihat bagaimana settingnya agenda global dan regional tersebut. Jangan ikut menari mengikuti irama gendang mereka. Sehingga kalau mau bicara radikalisme itu defenisikan dulu radikalisme itu apa? Radikalisme itu adalah katanya usaha-usaha atau pemikiran-pemikiran atau apapun yang ingin mencoba mengganti dasar negara dan UUD 1945.
Kalau mau konsekuen itu kita tes Pancasila. Sila pertama itu siapa yang tidak ber-Tuhan itu Komunis. Jadi radikal itu kalau dia adalah komunias, PKI. Dan itu belum dicabut. Jadi jangan ragu-ragu sebut PKI itu radikal. Kenapa sekarang kita senyum ketika ada anggota Dewan yang menyebut dirinya bangga jadi anggota PKI.
Lalu yang kedua, coba baca sila keempat, itu adalah sendi demokrasi Pancasila, kenapa sekarang ada pilkada one man one vote. Sedangkan demokrasi Pancasila itu memiliki hikmat dan kebijaksanaan. Guru besar seperti Prof Yohanes dari NTT, Pak Habibie, itu orang hebat. Kalau di mata demokrasi liberal tidak ada yang namanya Yohanes, Habibie, mereka sama dengan tukang becak one man one vote.
Menurut saya kalau negara sudah makmur dan sejahtera mungkin disamakan semuanya. Tapi kalau negara masih miskin maka hidup berdemokrasi seperti ini maka yang terjadi akhirnya money politic. Apa yang mau kita banggakan hidup berdemokrasi yang penuh dengan money politic. Jadi kalau kita menghargai Pancasila demokrasi yang sekarang itu tidak sejalan dengan sila keempat. Kalau begitu demokrasi sekarang itu radikalisme.
Saya menegaskan jangan sampai radikalisme itu diarahkan kepada Islamphobia. Di sini kampus punya mahasiswi-mahasiswi yang bercadar namun baik-baik. Saya ngobrol dan tanya kenapa bercadar? Jawab mereka karena nyaman pakai pakaian ini dan mahasiswa yang berjanggut salatnya rajin. Lebih mudah berbicara dengan mereka dibanding dengan mahasiswa lain. Jadi artinya mereka tidak melakukan hal yang radikal. Cuma penampilannya seperti itu. Kenapa jadi masalah pakaian yang diurus.
Saya menambahkan bahwa di setiap kampus itu pasti ada masalah-masalah narkoba, premanisme, miras, LGBT. Tapi kampus sendiri bisa menyelesaikan dengan cara yang kondusif. Bagaimana berkoordinasi dengan BNN. Anggota BNN datang ke sini menyamar jadi mahasiswa, office boy, dan lain-lain operasinya dilakukan secara senyap, sehingga suasana kampus tetap kondusif tetapi narkobanya hilang. Jangan tiba-tiba ada Densus datang ke kampus. Kampus tidak bisa diserbu dengan senjata. Tidak bisa karnaval densus masuk ke kampus. Itu kan soal metode. Koordinasi dengan baik diam-diam hilang tanpa mereka tahu. Kita bisa selesaikan dengan cara yang kondusif.
Indonesia sebagai negara yang beradab memiliki kepribadian, positioning harus dengan bangga dan berjiwa besar bahwa Indonesia memiliki permasalahan dan akan menyelesaikan dengan cara sendiri. Saya mengingatkan bahwa kampus merupakan garda ilmiah, tempat kita mencari apa yang sesungguhnya. Dengan berkutat pada hal tersebut maka kampus akan kehilangan marwahnya.
Unsada melakukan pendekatan sebagai akademisi yang smart, yakni pertama adalah memperkuat dulu jiwa nasionalisme mahasiswa. Mahasiswa baru selama 2 hari akan dikirim ke instalasi militer untuk belajar bela negara sehingga mereka memiliki kesadaran dan pemahaman bahaya apa yang dihadapi oleh bangsa dan negara ini. Mahasiswa Unsada angkatan 2017 kemarin sebanyak 1500 mahasiswa baru dikirim ke Batalyon Komando Paskhas di Halim Perdanakusumah. Dengan demikian mereka memiliki jiwa nasionalisme yang kokoh dan kepribadian yang kuat.
Tugas mahasiswa untuk melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi sudah kurang waktunya untuk kegiatan yang lain-lain. Sehingga tidak ada ceritanya radikalisme di kampus. Dan kalau mahasiswa memiliki pemikiran kritis, itu bisa disalurkan melalui program penulisan kritis yang dibiayai oleh Kemenristekdikti. Belum lagi kesibukan lainnya yang dijalankan mahasiswa ketika penelitian, KKN, Pengabdian masyarakat, seminar, skripsi. Waktunya habis dan waktunya kurang untuk urusan radikalisme itu.
Permasalahan radikalisme di kampus itu bisa selesai karena kampus memiliki sistem dan nilai tersendiri sehingga bisa diselesaikan dengan carasmart dan kondusif.
Apa peran/posisi Pak Dadang dalam tim tersebut?
Dalam Focus Group Discussion Revitalisasi Resimen Mahasiswa dan Alumni Menwa guna Menetralisasi Gerakan Radikalisme di Kampus dalam rangka Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Auditorium PT. PELNI Jakarta Pusat, saya berperan sebagai narasumber dan moderator.
Uraikan aktivitas/kegiatan lintas unit kerja/organisasi/kelompok masyarakat tersebut? Unit-unit/organisasi/ kelompok masyarakat mana saja yang terlibat dalam aktivitas/kegiatan tersebut?
Mengusung tema "Bangkit, Bergerak, Berubah, atau Punah: Menetralisasikan Gerakan Radikalisme di Kampus", Ketua DPP IARMI DKI Dr. Datep Purwa Saputra S.Sos., M.M. mempercayakan Rektor Unsada (Kamatrik Batalyon Bushido) Dr. H. Dadang Solihin, S.E., M.A. dan Senior Lecturer Swiss German University Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc. untuk memimpin jalannya FGD sebagai narasumber sekaligus moderator.
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 300 Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia yang merupakan anggota dari DPN, DPP, dan Komisariat-komisariat IARMI di berbagai perguruan tinggi serta para Rektor/Pimpinan perguruan tinggi se-DKI dan sekitarnya, diawali dengan Upacara Pengukuhan Anggota Kehormatan IARMI.
Pada kesempatan pertama Ketua DPP IARMI DKI Dr. Datep Purwa Saputra S.Sos., M.M. mengukuhkan para narasumber FGD sebagai Anggota Kehormatan IARMI, yaitu:
Staf Ahli Kapolri/Dansatgas Nusantara Irjen Pol. Dr. Gatot Edi Pramono, M.Si.
Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Wahono Sumaryono, Apt.
PJ PKP Kemhan DKi Jakarta Brigjen TNI Adi Sudaryanto S.IP
Direktur Deradikalisasi BNPT Prof. Dr. Irfan Idris MA
Direktur Komunikasi BIN Dr. Wawan Purwanto
Direktur Kemahasiswaan Ditjen Pembelajaran dan Kemahaiswaan Kemenristekdikti Dr. H. Didin Wahidin, M.Pd.
FGD dimulai dengan pembukaan dari Moderator ke-1 Dr. H. Dadang Solihin, S.E., M.A. dan dilanjutkan dengan keynote speech dari perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Dengan pertanyaan-pertanyaan dari para peserta termasuk dari unsur perguruan tinggi dan IARMI serta tanggapan dari para narasumber, diskusi berjalan hangat dan mengundang antusias dan respon beragam dari para peserta.
Di tengah FGD berlangsung, Ketua MPR sekaligus Ketua Umum DPN IARMI hadir memberikan kata sambutan dan menandatangani Deklarasi Bangkit, Bergerak, Berubah dan Maju: Menetralisaskan Gerakan Radikalisme di kampus.
FGD dilanjutkan kemudian dengan dipimpin oleh Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc. dan kembali para narasumber menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari para peserta.
FGD ditutup dengan pembacaan kesimpulan oleh Moderator serta penandatanganan Deklarasi oleh seluruh peserta.
Apakah Pak Dadang berhasil melakukan aktivitas/kegiatan dalam mengembangkan hubungan kerja yang lebih baik itu? Kalau ya, apa indikator keberhasilannya? Kalau tidak, mengapa?
Saya berhasil melakukan aktivitas/kegiatan dalam mengembangkan hubungan kerja yang lebih baik karena dipersiapkan dengan sangat terencana serta didukung oleh penelitian yang komprehensif sebelumnya tentang permasalahan radikalisme di kampus.
Tetapi banyak juga program-program yang baik yang sudah direncanakan secara matang tetapi tidak bisa dilaksanakan karena pada akhirnya tidak mendapat persetujuan dari yayasan, misalnya:
1. Pendirian Program Studi Baru, seluruh persiapannya sudah selesai:
Prodi S1 Hubungan Internasional kerja sama dengan Universitas Bakri
Prodi S2 Magister Manajemen kerja sama dengan Universitas Padjadjaran
Prodi S3 Teknik Sistem Perkapalan (Marine Engineering) kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), diawali dengan kerja sama menyelenggarakan program S3 di bidang kemaritiman di Unsada.
2. Kerjasama strategis dengan instansi terkait:
Replikasi Program Listrik Kerakyatan (Program Energi Terbarukan) di seluruh Indonesia, kerjasama Unsada dengan Indonesia Koperasi Pataniku dan STT-PLN
Dukungan Unsada dalam pengembangan SDM PT Jakarta Metro Mass Rapid Transit (MRT)
Partnership Program Teachcast with Oxford, kerjasama Official Partner School dengan PT. Indomobil Edukasi Utama
Berikut adalah Testimoni Ketua Yayasan Tarumanagara* tentang Rektor Unsada
*Ketua Yayasan Tarumanagara Dr. Gunadi SH, MH, http://untar.ac.id/pages/yayasanstruktur
Comments