top of page
Rektor2015.png

2015

Rektor2016.png

2016

Rektor2017.png

2017

Kill_Rektor_Kill_.png

2018

Nalar Arif Baktiku Bangsa

 

Hope for the Best, Prepare for the Worst

Anchor 1

Unsada Before & After

27 Juli 2015 Pelantikan Rektor Unsada Periode 2015-2019

28 April 2018 Testimoni Alumni Unsada FSJ 2011

Profil Unsada

12 Agusus 2017 Kapolda Jabar di Unsada

23 Oktober 2017 Sumbangan Rp.70jt untuk Masjid Unsada

Permohonan Ijin Menjadi Rektor kepada Ba
01_2018_Penarikan Kembali PNS Bappenas a

Doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Padjadjaran dan MA in Economics dari University of Colorado at Denver, USA ini adalah Rektor Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta masa bakti 2015-2018. Dia adalah seorang Associate Professor/Lektor Kepala TMT 1 Oktober 2004.

 

Di masa kepemimpinannya, Unsada mencatatkan prestasi yang gemilang. Di antaranya adalah peringkat Unsada di antara PTN dan PTS seluruh Indonesia melonjak drastis dari 366 (2015) menjadi 109 (2016), klaster penelitian melonjak dari Klaster Madya (2015) menjadi Klaster Utama (2016), intake mahasiswa baru yang melonjak drastis pada tahun pertama menjadi Rektor 1.100 (2015) menjadi 1.500 (2016), 1.517 (2017), dan 1.707 (2018).

Saldo Bank meningkat dari Rp 5 M (2015) menjadi Rp. 40 M (2018), dimana jumlah utang adalah nol. Peningkatan saldo bersih yang melonjak 800% tersebut murni pemasukan dari mahasiswa setelah anggaran Unsada digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan membiayai program-program Tri Darma Perguruan Tinggi.

Pengalamannya dengan Jepang banyak juga, di antaranya adalah ketika mendapatkan beasiswa dari JICA untuk mengikuti Regional Development and Planning Training Course di Sapporo pada 1999, Local Government Administration Training Course di Hiroshima pada 2001, menjadi Assistant Professor mendampingi Prof. Ginandjar Kartasasmita di Graduate School of Asia and Pacific Studies Waseda University selama Winter Term 2004, 2005, 2006, dan 2007, dan di National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) Tokyo selama Winter Term 2012. Dadang juga memaparkan the Master Plan for Unsada Development di depan Prof. Ginandjar Kartasmita dan PM Fukuda di Tokyo pada Maret 2016, serta menjadi pembicara di Tokyo pada December 2016 dalam rangka ulang tahun ke 70 Association of Private Universities of Japan (APUJ) dengan topik: The Current State of International Exchange and Its Outlook for 2025.

Selama 30 tahun berkarir di Bappenas sejak awal 1988, Dadang Solihin pernah menjadi Direktur selama 7 tahun lebih. Sarjana Ekonomi Pembangunan FE Unpar ini sudah menghasilkan beberapa buku tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Perencanaan Pembangunan Daerah, Monitoring dan Evaluasi Pembangunan, dll.

Dadang Solihin adalah peserta terbaik Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXIX tahun 2010 Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Jakarta dan peserta terbaik Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLIX tahun 2013 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI. Ia dinyatakan lulus Dengan Pujian serta dianugerahi Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha.

Sejak 2015 ia dipercaya menjabat Wakil Sekretaris Jenderal  Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Perguruan Tingggi Swasta (APTISI), dan sejak 2016 ia menduduki posisi sebagai salah satu Ketua Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI).

Karya-karyanya tersebar di berbagai media terutama di media on-line. Untuk kontak silahkan email  dadangsol@gmail.com, web http://dadang-solihin.blogspot.com

Pada hari Kamis tanggal 22 November 2018 jam 13.00 Rektor dipanggil menghadap GK di Kantor PMI Mampang. Pada kesempatan itu GK mengatakan bahwa sudah terlalu sering menerima laporan tentang Rektor yang pada intinya Rektor tidak bisa bekerja sama dengan YMS. GK sudah bertanya kepada Oloan, Doddy, Gun, dll. Semua orang mengatakan bahwa sulit untuk koordinasi dengan Rektor. Bahkan ada complain dari Fukuda dan Fujimori tentang Rektor. Ini membuat GK pusing. Untuk itu GK akan menggeser Rektor menjadi “Penasehat” dan akan diangkat Rektor baru dalam waktu dekat.

Menanggapi hal itu, Rektor dengan tegas menyampaikan kepada GK bahwa Rektor tidak bersedia untuk diangkat menjadi Penasehat dan mengatakan siap untuk mengundurkan diri sebagai Rektor Unsada untuk melanjutkan karier sebagai ASN dan kembali ke Bappenas.

Rektor mengatakan telah mengenal secara dekat dengan GK selama 18 tahun. Tentu GK sudah tahu bagaimana sifat dan ketegasan Rektor yang sudah bekerja 7x24 jam untuk kemajuan Unsada. Sesungguhnya sudah banyak orang menyarankan kepada Rektor untuk melaporkan kelakuan YMS yang seenak udelnya di Unsada selama ini. Namun Rektor menjawab bahwa tidak akan melaporkan apapun kepada GK tentang YMS kecuali diminta oleh GK sendiri.

GK mengatakan bahwa yang akan menjadi Rektor adalah Tri Mardjoko, dan minta tolong untuk dicarikan penggantinya sebagai Dekan FE.

 

Karena ada pertanyaan dari GK, Rektor menjelaskan bahwa selama di Unsada Rektor selalu berpegang teguh untuk melaksanakan tugas negara melalui UU No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi dan seluruh peraturan turunannya serta berpedoman pada Statuta Unsada. Rektor tidak mau melakukan praktek-praktek pelanggaran hukum yang akan menghancurkan Unsada.

Rektor menyampaikan beberapa contoh kelakuan YMS yang melanggar hukum yang tidak bisa diterima oleh Rektor dan menyebabkan terganggunya koordinasi antara Rektor dan YMS, yaitu:

  • Kerjasama YMS dengan Pangjay dan Lepisi tentang kuliah jarak jauh mahasiswa Sastra Cina yang tidak jelas siapa saja dosennya, mata kuliah yang diajarkan apa saja, dll. Yang jelas setiap tahun Rektor harus menandatangani ijazah beberapa orang sarjana sastra cina yang tidak pernah kuliah di kampus Unsada.

  • Perpanjangan Jabatan yang semena-mena oleh YMS Sdr. Eko sebagai Warek II dan Sdr Fanny sebagai Warek III yang tidak melalui prosedur sebagaimana diatur Peraturan Menristekdikti maupun Statuta Unsada.

  • Pengangkatan Warek II Sdr. Toni Sianipar yang tidak melalui prosedur, bahkan terbukti ybs melakukan tindakan kriminal, yaitu terbukti tidak memiliki ijazah S1 (Rektor memiliki Surat dari Dekan ITB tentang DO ybs) tapi anehnya ybs memiliki ijazah S2.

  • Pengangkatan Dekan FE Sdr. Tri Mardjoko yang tidak melalui prosedur peraturan perundang-undangan maupun Statuta Unsada.

  • Pengangkatan Sdr. Eko Cahyono yang bergelar S1, S2, S3 enginering untuk jabatan Dekan Fakultas Sastra yang sangat aneh dan tentu saja melanggar hukum.

  • Fukuda dan Fujimori telah mendapatkan informasi yang menyesatkan tentang Rektor. Para dosen dan mahasiswa di Unsada pasti tahu siapa Naoshi Uda dan apa kerjanya di Unsada. Naoshi Uda adalah orang kepercayaan Fukuda dan Fujimori yang mendapat gaji dari Unsada tetapi bekerja untuk Panasonic, padahal seharusnya dia bekerja untuk Unsada. Sehingga ketika kontrak kerjanya dengan Unsada habis, Rektor tidak mau memperpanjangnya lagi. Lalu mereka mengadu ke Fukuda dan Fujimori dan memberikan informasi menyesatkan tentang Rektor.

  • Pada saat itu Rektor tidak sempat menjelaskan berbagai kesewenang-wenangan lainnya di Kampus Unsada yang dilakukan oleh YMS yang didasari oleh sifat-sifat mereka yang tamak, sombong, bodoh dan dungu.

Mendengar penjelasan itu, GK mengatakan bahwa nanti pada waktu yang tepat Rektor akan dipertemukan dengan YMS, dan Rektor dipersilahkan untuk bicara secara terbuka kepada YMS.

Lalu Rektor meminta ijin kepada GK untuk menelpon Sekretaris Utama Bappenas Dr. Ir. Gellwynn Daniel Hamzah Jusuf, M.Sc yang pada saat itu sedang melakukan perjalanan dinas di Kyoto. Dalam percakapan per telpon, Rektor meminta kepada Pak Gellwynn supaya Bappenas mengirim Surat ditujukan ke Pengurus YMS tentang Penarikan Kembali PNS Bappenas yang selama ini ditugaskan sebagai Rektor Unsada sejak tahun 2015.

Setelah itu, GK melakukan percakapan telpon dengan Pak Gellwynn dan GK mengucapkan terima kasih kepada Bappenas yang selama ini telah menugaskan seorang pejabatnya sebagai Rektor Unsada.

Yang paling keterlaluan adalah ketika pada 30 November 2018 saya mendapat kiriman WA berupa foto konsep Surat Pemberhentian Rektor. Kabarnya file JPEG tersebut sudah beredar di beberapa WA Group sejak 28 November 2018. Konsep surat yang masih sangat rahasia ini seperti sengaja disebar oleh YMS untuk memperlihatkan bahwa Rektor sudah tidak diharapkan kehadirannya di kampus. Hal inilah yang membuat saya memutuskan untuk menyatakan cukup sampai disini saja dengan Unsada.

Pada tanggal 10 Desember 2018 dilaksanakan Sertijab Rektor di Ruang Sasana Unsada. Setelah itu YMS dapat dengan bebas menggunakan anggaran Unsada untuk keperluan mereka, karena tidak ada lagi Rektor yang menghalanginya. Tinggal waktu yang akan membuktikan. Apakah YMS bisa mengelola Unsada dengan baik, atau Unsada akan hancur berkeping-keping di tangan YMS.

Rajawali.jpg
Bushido.jpg
Energi Terbarukan.jpg
Ikatan Ortu.jpg
TUK.jpg
Ruang Baca.jpg
Kalimalang.jpg
bottom of page