Pidato Rektor Unsada
Dr. Dadang Solihin, SE, MA
Pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 90, 28 Oktober 2018
Assalamualaikum Wr Wb
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua
Para peserta upacara, Sivitas Academica Universitas Darma Persada, khususnya para pemuda dan pemudi yang saya cintai.
Ada suatu ungkapan berbahasa Inggris: “If you play by the rules, you will always lose”. Ungkapan tersebut janganlah di interpretasikan untuk bersikap membiasakan diri melanggar aturan. Ungkapan itu harusnya dimaknai secara lebih luas. Sepatutnya, dalam memaknai ungkapan tersebut dapat dilihat sebagai bentuk ajakan untuk secara aktif tidak menempatkan diri terjebak pada aturan baku yang terkadang malah mengekang lahirnya sikap-sikap kreatif dan inovatif.
Cara berpikir inilah yang harusnya didorong oleh kaum muda pada masa kini. Momentum hari Sumpah Pemuda yang kini telah genap berusia 90 tahun sudah seharusnya dijadikan pembakar semangat para pemuda masa kini untuk menjadi garda terdepan perubahan (agent of change) di negeri ini dengan menghasilkan karya-karya yang inovatif. Patut diicatat bahwa tantangan pemuda pada masa kini dan masa lalu itu sudah berbeda jauh.
Dalam satu dekade terakhir ini, para pemikir dunia — khususnya dari kalangan dunia bisnis — menggambarkan tantangan yang dihadapi pada masa kini ke dalam fenomena situasi yang bersifat volatile, uncertain, complexity and ambiguity (VUCA). Istilah ini sesungguhnya mengadopsi dari dunia militer. Fenomena VUCA itu untuk menggambarkan situasi informasi medan tempur yang amat terbatas. Kerap kali, medan seperti itu bisa mengantarkan pihak yang terlibat di dalamnya masuk ke dalam situasi chaos atau diistilahkan medan perang kabut (fog war).
Inilah kondisi nyata yang dihadapi pada masa kini di saat perkembangan teknologi digital sudah semakin akrab dalam keseharian. Fenomena volatile ini digambarkan sebagai gejolak perubahan yang terus berlangsung. Pada masa kini, fenomena semacam itu terlihat jelas dengan lahirnya tatanan ekonomi baru. Di sini terjadinya perubahan terhadap tata nilai dan gaya hidup serta begitu masifnya arus pertukaran informasi, barang dan jasa yang berlangsung secara cepat.
Belakangan, fenomena semacam ini kerap dikaitkan dengan kondisi distruption. Merujuk penjelasan Profesor Rhenald Kasali, disruption ini terjadi akibat adanya perubahan cara berbisnis yang dulunya sangat menekankan owning (kepemilikan) menjadi sharing (saling berbagi peran, kolaborasi resources) (Kompas.com, 2017). Saat ini kita sudah merasakan dampaknya seperti hadirnya aplikasi Go-Jek karya anak muda Indonesia yang telah berperan besar dalam mengubah mainset publik negeri ini terhadap sistem transportasi yang berbasis konsumen.
Lalu kondisi uncertain atau ketidakpastian merupakan cerminan dari kondisi kehidupan masa kini yang sudah semakin borderless, tanpa batas. Apa yang terjadi di belahan dunia lain, sering kali memberikan pengaruh besarnya di negeri ini. Fenomena ini bisa kita temukan dalam bisnis global yang terkadang memberikan pengaruh nyata kepada iklim bisnis di tanah air.
Kemudian terhadap fenomena complexity, sebagaimana dijelaskan Leksana TH (2018), merupakan situasi dimana kita kesulitan memahami penyebab suatu masalah secara langsung. Interdepensi dan interkoneksi berbagai kejadian menjadi penyebab yang saling mempengaruhi satu sama lain. Penyebab kompleksitas bisa berasal dari berbagai multi faktor seperti munculnya beragam kompetitor baru, disrupsi teknologi, berubahnya pola konsumsi, regulasi yang kompleks, perubahan pola supply chain serta beragam faktor lainnya.
Sedangkan, fenomena ambiguity memiliki padanan kata membingungkan. Fenomena ini dialami pada masa kini ketika kepastian untuk mencapai hasil itu dirasa menjadi sangat unpredicatable. Sesuatu yang terlihat mudah, dalam pelaksanaannya ternyata kerap menemukan situasi-situasi yang mengejutkan dan menjadi kendala untuk menggapai goal yang telah ditetapkan.
Para peserta upacara, Sivitas Academica Universitas Darma Persada, khususnya para pemuda dan pemudi yang saya cintai.
Terhadap tantangan yang sudah berubah pesat itu, apa yang harusnya dilakukan oleh kaum muda pada masa kini? Sebagaimana kalimat pembuka tulisan ini, kaum muda harusnya berani berpikiran out of the box. Aturan yang dibuat manusia itu sesungguhnya selalu memiliki ruang dan celah yang dapat dimaksimalkan demi melahirkan kebaikan. Sosok semacam Nadiem Makarim yang mendirikan Go-Jek bisa dijadikan sosok hero bagi kaum muda masa kini dalam melahirkan produk-produk kreatif dan inovatif.
Tantangan bonus demografi yang akan dihadapi negeri ini dalam kurun waktu tak sampai 10 tahun lagi harusnya menjadi agenda besar yang patut direspons oleh kaum muda masa kini. Data Kementerian Ketenagakerjaan mengungkap jumlah penduduk yang masuk dalam angkatan kerja sekarang ini sebanyak 54,2 juta orang. Populasi ini selayaknya dapat menjadi aset bagi perekonomian nasional karena kaum muda menjadi bagian penting di dalamnya.
Selain mendorong lahirnya cara berpikir inovatif tadi, kaum muda tentunya tak boleh untuk mengabaikan pendidikan. Dengan semakin membaiknya level pendidikan maka menjadi salah satu cara untuk merespons tantangan yang ada. Di sini, tanggungjawab tak Hanya menjadi milik kaum muda saja. Namun, lembaga pendidikan tinggi harusnya bisa berpikir revolusioner dalam merespons fenomena VUCA yang kini dihadapi.
Model-model pengajaran yang selama ini hanya terjebak pada rutinitas di dalam kelas dan berlangsung monolog, harusnya bisa diperkaya. Salah satunya dengan lebih banyak lagi mengembangkan riset yang semakin responsif terhadap kebutuhan masyarakat masa kini. Artinya, riset yang lahir itu bisa diaplikasi dan bukan hanya menjadi koleksi di ruang-ruang akademik.
Artinya, ketika arus perubahan itu sudah semakin bergerak masif maka kaum muda tak boleh lagi sebagai penonton. Begitu juga halnya dengan institusi pendidikan tinggi yang harusnya bersikap responsif untuk mendorong lahirnya kaum muda yang berpikiran inovatif dan kreatif. Inilah tantangan yang harusnya kita jawab secara bersama-sama dalam memaknai esensi dari Hari Sumpah Pemuda.
Demikian yang dapat saya sampaikan pada peringatan hari sumpah Pemuda ini, tetaplah SEMANGAT, junjung tinggi tanah air dan tumpah darah kita, bangsa kita, dan bahasa kita.
Wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Comments